POLA SPASIAL DESA
Desa Sade, Lombok, NTB |
Desa merupakan kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Atau bisa juga berasal dari bahasa sanskerta yaitu “deshi” yang berarti tanah kelahiran atau tanah tupah darah.
Syarat
Desa :
1.
Mempunyai wilayah
2.
Terdapat penduduk
3.
Mempunyai pemerintah
Unsur-unsur desa:
1.
Penduduk
2.
Wilayah
3.
Tata kehidupan/ adat
istiadat
Ciri-ciri desa :
1.
Masyarakat dekat
dengan alam
2.
Kehidupan petani
bergantung dengan musim
3.
Perekonomian bersifat
agraris
4.
Proses sosialnya
berjalan lambat
Potensi desa :
1.
Potensi fisik
a.
Manusia
b.
Air, Iklim, angin,
dan Tanah
c.
Pertanian,
perkebunan, peternakan
2.
Potensi non fisik
a.
Masyarakat desa
(gotong royong)
b.
Lembaga desa (sosial
dan pendidikan)
c.
Aparatur pemerintah
(pamong desa)
Desa berfungsi sebagai hinterland, yaitu:
1.
Sebagai penghasil
bahan baku
2.
Penghasil bahan
pangan
3.
Pemasok tenaga kerja
produktif
4.
Pusat industri kecil
5.
Mitra pembangunan wilayah
kota
Klasifikasi desa
Berdasarkan
perkembangannya dan berdasarkan permen no 12 Tahun 2007, klasifikasi desa dibagi menjadi 3, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Penjelasan ketiga desa tersebut adalah:
1.
Desa swadaya
Merupakan desa yang lebih maju daripada desa tradisional, walapun masih
terikat dengan adat istiadat yang berlaku.
a.
Penduduknya jarang
b.
Terikat adat istiadat
c.
Lembaga sosial masih
sederhana
d.
Penduduknya berpendidikan
rendah
e.
Kegiatan penduduk
dipengaruhi oleh alam
f.
Mata pencahariaan
penduduk sebagain besar adalah sebagai petani
g.
Produksi lebih
cenderung untuk dikonsumsi sendiri
2.
Desa swakarya
a.
Adanya perubahan
terhadap adat istiadat
b.
Mata pencahariaan
mulai beragam
c.
Lapangan kerja dan
produktivitas di desa bertambah
d.
Lembaga pemerintah
mulai berfungsi
3.
Desa swasembada
a.
Berlokasi di daerah
kota
b.
Teknologi modern
sudah diterapkan
c.
Mata pencahariaan
beragam
d.
Tingkat pendidikan
sudah tinggi
Pola pemukiman penduduk desa
1.
Memanjang, biasanya
mengikuti jalan, sungai, pantai
2.
Memusat, mengelompok,
mengelilingi fasilitas tertentu
3.
Menyebar , di aerah
kapur, dataran tinggi, pegunungan dengan relief kasar.
POLA SPASIAL KOTA
Potensi Kota
1.
Sosial
2.
Ekonomi
3.
Politik
4.
Budaya
Klasifikasi kota
Menurut jumlah penduduk, kota dibedakan menjadi:
1.
Kota kecamatan, kota
yang memiliki jumlah penduduk kurang dari 20.000 jiwa
2.
Kota kecil, kota yang
memiliki jumlah penduduk 20.000 – 50.000 jiwa
3.
Kota sedang, kota
yang memiliki jumlah penduduk 50.000 jiwa – 100.000 jiwa
4.
Kota besar, kota yang
memiliki jumlah penduduk 100.000 – 1.000.000 jiwa
5.
Kota metropolis, kota
yang memiliki jumlah penduduk 1.000.000 – 5.000.000 jiwa
6.
Kota megalopolis, kota
yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 jiwa
Menurut tingkat perkembangannya, kota dibedakan:
1.
Eupolis
2.
Polis
3.
Metropolis
4.
Megapolis
5.
Tiranopolis
6.
Nekropolis
Menurut karakteristik dinamika fungsional:
1.
Infantil, batas
antara pemukiman dan perdagangan belum jelas
2.
Juvenil, perumahan
baru menggantikan perumahan lama
3.
Mature, timbul daerah
baru, seperti industri
4.
Senile , tahap
kemunduran kota
Pola
keruangan kota
1.
Teori
konsentris
Teori konsentris merupakan teori yang awalnya mengacu pada tempat pemusatan penduduk
sebagai pusat kegiatan yang berkembang ke arah luar.
1.
Zona
CBD
2.
Zona
peralihan
3.
Zona
kelas pekerja/pemukiman
4.
Zona
kelas menengah
5.
Zona
penglaju
2.
Teori
sektoral
Dikemukakan oleh
Hommet Hoyt, mengemukakan unit kegiatan membentuk sektor yang sifatnya lebih
bebas.
1. Zona
daerah pusat kegiatan
2. Zona
tempat grosir dan daerah industri
3. Zona
permukiman kelas rendah
4. Zona
pemukiman kelas menengah
3.
Teori
inti ganda oleh Harris dan Ullman
Merupakan teori yang
menggambarkan tata ruang kota menjadi sejumlah inti yang berdiri sendiri.
Keterangan :
1. Daerah pusat kota (DPK) atau sering juga disebut CBD
2. Daerah manufaktur/ grosir
3. Wilayah pemukiman kelas bawah
4. Wilayah pemukiman kelas menengah
5. Wilayah pemukiman kelas atas
6. Wilayah Manufaktur berat
7. Wilayah di luar DPK
8. Pemukiman sub urban
9. Industri sub urban
Keterangan :
1. Daerah pusat kota (DPK) atau sering juga disebut CBD
2. Daerah manufaktur/ grosir
3. Wilayah pemukiman kelas bawah
4. Wilayah pemukiman kelas menengah
5. Wilayah pemukiman kelas atas
6. Wilayah Manufaktur berat
7. Wilayah di luar DPK
8. Pemukiman sub urban
9. Industri sub urban
Arah Pengembangan Wilayah
Interaksi
desa-kota
1.
Teori titik henti
2.
Teori kekuatan
interaksi wilayah
3.
Teori grafik
Dampak Interaksi desa kota
Dampak Interaksi desa kota
1 komentar
izin copy