Thursday, November 16, 2017

POLA PERSEBARAN SERTA INTERAKSI SPASIAL ANTARA DESA DAN KOTA

POLA SPASIAL DESA
Desa Sade, Lombok, NTB

Desa merupakan kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Atau bisa juga berasal dari bahasa sanskerta yaitu “deshi” yang berarti tanah kelahiran atau tanah tupah darah.

Syarat Desa :
1.      Mempunyai wilayah
2.      Terdapat penduduk
3.      Mempunyai pemerintah

Unsur-unsur desa:
1.      Penduduk
2.      Wilayah
3.      Tata kehidupan/ adat istiadat

Ciri-ciri desa :
1.      Masyarakat dekat dengan alam
2.      Kehidupan petani bergantung dengan musim
3.      Perekonomian bersifat agraris
4.      Proses sosialnya berjalan lambat

Potensi desa :
1.      Potensi fisik
a.       Manusia
b.      Air, Iklim, angin, dan Tanah
c.       Pertanian, perkebunan, peternakan
2.      Potensi non fisik
a.       Masyarakat desa (gotong royong)
b.      Lembaga desa (sosial dan pendidikan)
c.       Aparatur pemerintah (pamong desa)

Desa berfungsi sebagai hinterland, yaitu:
1.      Sebagai penghasil bahan baku
2.      Penghasil bahan pangan
3.      Pemasok tenaga kerja produktif
4.      Pusat industri kecil
5.      Mitra pembangunan wilayah kota

Klasifikasi desa
Berdasarkan perkembangannya dan berdasarkan permen no 12 Tahun 2007, klasifikasi desa dibagi menjadi 3, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Penjelasan ketiga desa tersebut adalah:
1.      Desa swadaya
Merupakan desa yang lebih maju daripada desa tradisional, walapun masih terikat dengan adat istiadat yang berlaku.
a.       Penduduknya jarang
b.      Terikat adat istiadat
c.       Lembaga sosial masih sederhana
d.      Penduduknya berpendidikan rendah
e.       Kegiatan penduduk dipengaruhi oleh alam
f.        Mata pencahariaan penduduk sebagain besar adalah sebagai petani
g.       Produksi lebih cenderung untuk dikonsumsi sendiri
2.      Desa swakarya
a.       Adanya perubahan terhadap adat istiadat
b.      Mata pencahariaan mulai beragam
c.       Lapangan kerja dan produktivitas di desa bertambah
d.      Lembaga pemerintah mulai berfungsi
3.      Desa swasembada
a.       Berlokasi di daerah kota
b.      Teknologi modern sudah diterapkan
c.       Mata pencahariaan beragam
d.      Tingkat pendidikan sudah tinggi

Pola pemukiman penduduk desa
1.      Memanjang, biasanya mengikuti jalan, sungai, pantai
2.      Memusat, mengelompok, mengelilingi fasilitas tertentu
3.      Menyebar , di aerah kapur, dataran tinggi, pegunungan dengan relief kasar.

POLA SPASIAL KOTA

Potensi Kota
1.      Sosial
2.      Ekonomi
3.      Politik
4.      Budaya

Klasifikasi kota
Menurut jumlah penduduk, kota dibedakan menjadi:
1.      Kota kecamatan, kota yang memiliki jumlah penduduk kurang dari 20.000 jiwa
2.      Kota kecil, kota yang memiliki jumlah penduduk 20.000 – 50.000 jiwa
3.      Kota sedang, kota yang memiliki jumlah penduduk 50.000 jiwa – 100.000 jiwa
4.      Kota besar, kota yang memiliki jumlah penduduk 100.000 – 1.000.000 jiwa
5.      Kota metropolis, kota yang memiliki jumlah penduduk 1.000.000 – 5.000.000 jiwa
6.      Kota megalopolis, kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 jiwa
Menurut tingkat perkembangannya, kota dibedakan:
1.      Eupolis
2.      Polis
3.      Metropolis
4.      Megapolis
5.      Tiranopolis
6.      Nekropolis
Menurut karakteristik dinamika fungsional:
1.      Infantil, batas antara pemukiman dan perdagangan belum jelas
2.      Juvenil, perumahan baru menggantikan perumahan lama
3.      Mature, timbul daerah baru, seperti industri
4.      Senile , tahap kemunduran kota

Pola keruangan kota
1.      Teori konsentris
Teori konsentris merupakan teori yang awalnya mengacu pada tempat pemusatan penduduk sebagai pusat kegiatan yang berkembang ke arah luar.
1.       Zona CBD
2.      Zona peralihan
3.       Zona kelas pekerja/pemukiman
4.      Zona kelas menengah
5.       Zona penglaju

2.      Teori sektoral
Dikemukakan oleh Hommet Hoyt, mengemukakan unit kegiatan membentuk sektor yang sifatnya lebih bebas.
1.   Zona daerah pusat kegiatan
2.   Zona tempat grosir dan daerah industri
3.   Zona permukiman kelas rendah
4.   Zona pemukiman kelas menengah
5.   Zona pemukiman kelas atas

3.      Teori inti ganda oleh Harris dan Ullman

Merupakan teori yang menggambarkan tata ruang kota menjadi sejumlah inti yang berdiri sendiri.

Keterangan :
1. Daerah pusat kota (DPK) atau sering juga disebut CBD
2. Daerah manufaktur/ grosir
3. Wilayah pemukiman kelas bawah
4. Wilayah pemukiman kelas menengah
5. Wilayah pemukiman kelas atas
6. Wilayah Manufaktur berat
7. Wilayah di luar DPK
8. Pemukiman sub urban
9. Industri sub urban

Arah Pengembangan Wilayah

Interaksi desa-kota
1.      Teori titik henti
2.      Teori kekuatan interaksi wilayah
3.      Teori grafik 

Dampak Interaksi desa kota