Tuesday, September 26, 2017

PENGETAHUAN DASAR PETA

Peta merupakan gambaran  dari permukaan bumi yang diperkecil menggunakan skala dan digambarkan pada bidang datar.
JENIS-JENIS PETA
Jenis peta berdasarkan isinya:
1.     Peta umum
Peta yang menggambarkan fenomena di permukaan bumi secara umum. Contoh peta yang termasuk peta umum adalah peta korografi dan peta topografi. Peta korografi merupakan peta yang menampilkan seluruh atau sebagian permukaan bumi secara umum. Contohnya : peta Kota Semarang, peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) Ungaran. Untuk contoh gambar peta RBI, bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Sedangkan peta topografi merupakan peta menggambarkan peta relief atau bentuk permukaan bumi.
RBI Ungaran

2.     Peta khusus (peta tematik)
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan fenomena di permukaan bumi secara khusus. Contohnya adalah peta yang menggambarkan persebaran flora dan fauna di Indonesia. Contoh lain adalah peta persebaran jenis tanah di Jawa, dan lain sebagainya.
Jenis peta berdasarkan skalanya
1.     Peta kadaster
Peta yang mempunyai skala 1:100 – 1:5.000
2.     Peta skala besar
Peta yang mempunyai skala 1:5.000 – 1:250.000
3.     Peta skala sedang
Peta yang mempunyai skala 1: 250.000– 1:500.000
4.     Peta skala kecil
Peta yang mempunyai skala 1: 500.000– 1:1.000.000
5.     Peta skala sangat kecil (peta geografis)

Peta yang mempunyai skala <1: 1.000.000

KOMPONEN PETA
1.      Judul peta
2.      Garis astronomis
3.      Garis tepi
4.      Inset
5.      Skala peta
6.      Orientasi
7.      Simbol peta
8.      Legenda
9.      Lettering

10.  Sumber peta dan tahun pembuatan

SKALA
1.      Menghitung jarak sebenarnya dengan diketahui skala dan jarak di peta
2.      Menghitung jarak di peta, dengan diketahui skala dan jarak sebenarnya
3.      Membandingkan dua peta yang memiliki cakupan wilayah yang sama
4.      Memperbesar dan memperkecil peta

5.      Menghitung skala dengan garis astronomis

GARIS KONTUR
Kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memilki ketinggian yang sama.

Countur interval (Ci) atau interval kontur merupakan jarak antara dua garis kontur yang berdekatan. Atau, selisih antara satu garis kontur dengn garis kontur yang lain.

Ciri-ciri garis kontur:
1.      Garis kontur tidak berpotongan dengan garis kontur yang lain.
2.   Garis kontur yang semakin rapat menunjukkan bahwa relief pada permukaan bumi tersebut curam. Sebaliknya, garis kontur yang semakin renggang menunjukkan bahwa relief pada permukaan bumi tersebut semakin landai.
3.      Satuan garis kontur adalah meter.
4.      Garis kontur yang bergerigi menandai bahwa daerah terdapat lembah atau depresi.

MENGHITUNG GARIS KONTUR 

1.      Menghitung skala dengan diketahui besar Ci
2.      Menghitung Ci dengan diketahui skala
3.      Menghitung titik ketinggian yang melewati beberapa kontur
4.      Menghitung kemiringan lereng

MENENTUKAN ARAH AZIMUTH DAN ARAH BEARING
Arah Azimuth merupakan arah sebuah tempat yang diukur dari tempat lain, dengan patokan arah utara diputar searah jarum jam, dan besar sudutnya 360°.


Arah Bearing merupakan sudut yang diukur dari arah utara ke timur atau utara ke barat, atau selatan ke timur atau selatan ke barat. Besar maksimal arah bearing adalah 90°.

Contoh:
Perhatikan gambar berikut. Tentukan arah azimuth dan arah bearing Kota B dari Kota A!

Jawab
Arah Azimut



DIlihat dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa besar sudut dengan menggunakan arah azimuth adalah 125°
Arah Bearing
Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa besar sudut bearing nya adalah S50°B

PROYEKSI PETA
Proyeksi peta merupakan cara untuk mengubah garis-garis dari globe (yang berbentuk bulat) ke dalam peta (bidang datar).
Jenis proyeksi menurut bidang proyeksi:
1.      Proyeksi zenithal (azimutal), 
       Proyeksi zenithal merupakan proyeksi yang bidang proyeksinya berupa garis datar.
2.      Proyeksi silinder  (cylibdrical)
3.      Proyeksi kerucut (conic)
Jenis proyeksi menurut bidang proyeksi (garis karakter/ garis yang selalu melalui pusat bola bumi yang menjadi sumber bidang proyeksi)
1.      Proyeksi normal (polar)
2.      Proyeksi miring (oblique)
3.      Proyeksi melintang (transversal/ equatorial)
Jenis proyeksi menurut titik persinggungan:
1.      Proyeksi tangen
2.      Proyeksi secan
3.      Proyeksi polysuperficial

MEMBUAT PETA
Syarat peta yang baik:
1.     Ekuivalen
Luas pada peta harus sebanding dengan luas di permukaan bumi yang sebenarnya
2.     Ekuidistan
Jarak yang di peta harus tepat perbandingannya dengan jarak yang sebenarnya
3.     Konform
Bentuk yang digambarkan pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya
Untuk contoh Soal Hots berkaitan dengan hitung-hitungan di pengetahuan peta, dapat KLIK DISINI