Monday, May 14, 2018

SPONS KERING



Ada banyak macam kecerdasan yang diberikan Allah kepada manusia. Kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan naturalis, kecerdasan musical, kecerdasan logika matematika, kecerdasan interpersonal, kecerdasan kinestetik jasmani, dan kecerdasan linguistik. Ada orang yang sangat cerdas di salah satu macam kecerdasan, dan sangat rendah di kecerdasan yang lain. Akan tetapi, ada pula yang memiliki keseimbangan kecerdasan di semua aspek, meskipun tetap saja ada kecerdasan yang lebih menonjol di salah satu. Akan tetapi perbedaannya yang tinggi dan rendah tidak terlalu timpang. Contohnya adalah dua murid ini.

Keduanya memiliki kemampuan memahami suatu hal baru dengan mudah. Mereka seperti spon kering yang dengan cepat menyerap air yang berada di sekitarnya. Namun kemampuan yang tinggi itu tidak lantas membuat dia bermalas-malasan belajar. Mereka tetap berlari mengejar cita-cita mereka. Sebut saja inisial murid bunga mawar dan bunga melati.

Si mawar merupakan satu-satunya murid yang menelpon untuk memastikan tugas geografi. Dia adalah murid yang masuk SMA Islam Al Azhar karena dia merasa di Al Azhar dia tidak akan dikucilkan oleh teman-temannya jika tidak mau memberikan jawaban saat tes berlangsung. Ya, sistem di sekolah Al Azhar menjunjung kejujuran saat tes. Bagi murid yang terdapati menyontek atau mendapatkan contekan, maka dia akan mendapatkan sangsi yang cukup berat. Hal itu membuat tingkat contek mencontek murid selama tes berlangsung tergolong rendah.

Bagaimana dengan melati? Meskipun dia merupakan murid yang memiliki kemampuan cukup tinggi dalam menyerap ilmu pelajaran, nyatanya dia adalah murid yang selalu berusaha memperhatikan saat guru memberikan penjelasan di dalam kelas. Dia juga merupakan murid yang aktif meminta tambahan pelajaran kepada bapak ibu guru, yang sekiranya dia rasa masih kurang memahami. Dia memang anak cerdas dan rajin. Bukan hanya itu, dia juga anak yang kreatif. Nyatanya, dia merupakan murid yang suka membuat gambar anime lewat goresan tangan, bahkan beberapa kali karyanya terjual lewat online. Maka tak heran, jika dia berhasil memenangkan perlombaan FLS2N cabang desain grafis tingkat Kota Semarang.

Salah satu kesamaan dari keduanya adalah sama-sama terlihat pendiam. Mereka menunjukkan aura kecerdasan dan kerendah hatian dengan diam. Akan tetapi, itu hanya “kelihatan”nya saja. Jika kita sudah mengenal mereka, maka kita akan tahu bahwa mereka bukanlah murid pendiam seperti yang terlihat. Mawar yang “alay” dan melati yang usil. Begitu sekiranya kesimpulan tiga tahun selama saya mengenal mereka. Mungkin itu bisa berubah. Mungkin.

Doa yang sama buat mereka adalah semoga mereka bahagia dan tetap menjadi kelinci yang terus berlari dan tak terlena dengan kecerdasan mereka. Dan tentunya, sepintar apapun kita, ingatlah ilmu padi yang semakin berisi akan semakin menunduk. Saya akan menunggu mereka datang ke SMA Islam Al Azhar 14  dengan ribuan cerita perkuliahan yang sangat menarik untuk didengar. Akankah mereka akan tetap “alay” dan usil? Hmmm.. wait and see.

Pengen tahu siapa mawar dan siapa yang melati?
klik mawar..
klik melati..