Pengertian
kota menurut UU No. 22 Tahun 1999 adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan non agraris dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Dalam
aplikasinya, terdapat beberapa istilah kota, antara lain:
a.
Township merupakan istilah untuk kota
kecamatan
b.
Town merupakan istilah untuk kota
kabupaten
c.
City merupakan istilah untuk pusat kota
Sebuah
kota, biasanya memiliki ciri-ciri fisik dan ciri sosial yang menjadikan sebuah
kota berbeda dengan desa. Ciri-ciri kota tersebut adalah:
1.
Ciri-ciri
Fisik Kota yaitu :
a.
terdapat penjara
b.
terdapat tempat ibadah
c.
terdapat gedung-gedung pemerintah
d.
terdapat wilayah untuk pasar dan pertokoan
e.
terdapat wilayah untuk parkir
f.
terdapat wilayah untuk rekreasi dan
olahraga
2.
Ciri-ciri
Sosial Kota adalah :
a. Masyarakat kota heterogen (beragam
jenisnya, dari pekerjaan, sampai ke jenis suku)
b. Masyarakat kota memiliki sifat Individualis
dan materialis
c. Mata pencaharian masyarakat kota bersifat
non-agraris (di luar pertanian)
d. Corak kehidupan masyarakat kota bersifat gesselschaft
(patembayan)
e. Pandangan hidup masyarakat kota lebih
rasional
f. Terdapat kesenjangan sosial yang mencolok
antara masyarakat kaya dengan miskin
g. Terdapat segregasi keruangan (pemisahan yang
menimbulkan kelompok atau kompleks)
h. Penerapan norma agama tidak begitu ketat
i. Kontrol sosial masyarakat kota didasarkan
pada hukum formal
JENIS
KOTA
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa jenis kota.
Ada beberapa pendapat mengenai jenis kota.
Berdasarkan jumlah penduduknya (menurut national urban development strategic) jenis kota dibedakan menjadi kota
kecamatan, kota kecil, kota sedang, dan kota besar.
Sedangkan jenis kota menurut karakteristik dinamika fungsional menurut
Tylor, kota dibedakan menjadi Infantile, Juvenile, dan Senile.
Jenis kota berdasarkan jumlah penduduknya (menurut national urban development strategic)
Jenis
Kota
|
Perkiraan
jumlah penduduk
|
Kecamatan
|
3.000 –
20.000
|
Kecil
|
20.000
– 200.000
|
Sedang
|
200.000
– 500.000
|
Besar
|
500.000
– 1.000.000
|
Metropolitan
Megapolitan
|
1.000.000
– 5.000.000
>5.000.000
|
Jenis
kota menurut karakteristik dinamika fungsional menurut Tylor, kota dibedakan
menjadi:
1.
Infantil (the Infantil stage)- Tahap
Awal
Kota pada tahap Infantil memiliki
ciri-ciri :
a. Belum
terlihat adanya pembagian yang jelas
daerah-daerah pemukiman dengan daerah
perdagangan,
b.
Belum ada perbedaan kawasan pemukiman
kelas atas dan kelas bawah,
c.
Susunan bangunan belum teratur.
2.
Juvenil (the Juvenil stage)- Tahap
Muda
Kota pada tahap Juvenil memiliki
ciri-ciri:
a. Sudah mulai adanya proses-proses
pengelompokan pertokoan pada bagian bagian kota tertentu
b. kawasan pemukiman kelas menengah keatas
sudah muncul dipinggiran kota dan
c. munculnya kawasan pabrik.
3.
Senile (the Senile stage)- Tahap
Tua
Kota pada tahap ini ditandai ciri-ciri
berikut:
a. Pertumbuhan
di kota Senil sudah yang terhenti (cessation of growth),
b. kemunduran
dari beberapa distrik
c. kesejahteraan
penduduk menunjukan gejala-gejala
penurunan (di daerah industri)
SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA
Kota yang
berkembang sekarang, memiliki latar belakang yang beragam. Ada kota yang
dulunya merupakan pusat perkebunan, pertambanga, administrasi, kebudayaan, atau
pusat perdagangan.
1. Pertumbuhan
kota berasal dari pusat perkebunan
Contoh kota-kota yang berkembang dari
pusat perkebunan adalah : Bogor, Pematangsiantar, Jambi, Bengkulu,
Tanjungkarang dan Palembang.
2.
Pertumbuhan kota berasal dari pusat
pertambangan
Contohnya kota-kota yang berkembang dari pusat pertambangan adalah:
Dumai, Plaju, Rejang Lebong, Tarakan, Ombilin, Sawah Lunto, Pangkal Pinang,
Balikpapan, Martapura, Cepu, Wonokromo, Tembagapura, Tanjung Enim, Bontang,
Arun.
3.
Pertumbuhan kota berasal dari pusat
administrasi.
Kota yang berkembang dari pusat administrasi merupakan pusat-pusat
kerajaan. Contoh Kota yang berasal dari pusat administrasi adalah: Jakarta,
Demak, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, Gowa, Banjarmasin, NAD.
4.
Pertumbuhan kota berasal dari kebudayaan
Contohnya kota yang berkembang dari pusat kebudayaan adalah Solo,
Yogyakarta, Denpasar
5.
Pertumbuhan kota berasal dari pusat
perdagangan
Kota yang bersal dari pusat perdagangan pada umumnya menepati daerah
pantai. Contoh kota yang berasal dari pusat perdagangan adalah Makasar, Banten,
Jakarta, Semarang, Surabaya.
PERKEMBANGAN KOTA
Faktor
yang mempengaruhi perkembangan kota adalah faktor alam, faktor kependudukan,
dan faktor budaya.
1.
Faktor Alam
Relatif statis karena segala bentuk
perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang relatif lama
2.
Faktor Kependudukan
Sangat dinamis terutama apabila ditinjau
dari kuantitasnya
Pertambahan penduduk alami
Urbanisasi
3.
Faktor Budaya
yaitu
tingkat kepandaian manusia dalam mengelola lingkungan kehidupannya (tingkat
penguasaan teknologi)
TAHAP PERKEMBANGAN KOTA (kualitas perkembangan), Menurut Lewis
Munford terdapat enam tahap, yaitu tahap eopolis, tahap polis, tahap
metropolis, tahap megapolis, tahap tiranopolis, dan tahap nekropolis.
Penjelasan tahap perkembangan kota tersebut adalah :
1.
Tahap
Eopolis
Tahap perkembangan kota tahap eopolis tercermin adanya
perkampungan yang makin maju dan mengarah ke kota.
2.
Tahap
Polis
Tahap perkembangan kota tahap polis tercermin dari
keadaan kota yang masih berorientasi agraris meskipun muncul beberapa kegiatan
industri
3.
Tahap
Metroplis
Tahap perkembangan kota tahap metropolis terlihat
apabila sebuah kota yang telah berorientasi industri
4.
Tahap
Megapolis
Tahap perkembangan kota tahap megapolis ditandai oleh
perubahan perilaku manusia hanya berorientasi pada materi
5.
Tahap Tiranopolis
Tahap perkembangan kota tahap tiranopolis dicirikan
dengan indikator budaya dilihat pada sesuatu yang nampak saja, misalnya kekayaan.
Pada tahap ini, terjadi ketidakacuhan mengenai aspek kehidupan. Selain itu,
kondisi perdagangan mulai menunjukkan adanya penurunan. Tingkat kemacetan lalu
lintas dan kriminalitas sangat tinggi.
6.
Tahap
Nekropolis
Tahap perkembangan kota tahap nekroplolis dicirikan
dengan sebuah kota yang sudah menuju kehancuran. Kota mati (the city of dead).
Hal ini disebabkan adanya peperangan, kelaparan, atau wabah yang melanda kota
tersebut.
TEMPAT SENTRAL
Menurut Christaller, kota sentral
merupakan pusat bagi daerah sekitarnya yang menjadi penghubung perdagangan
dengan wilayah lain. Disebut sebagai tempats entral dikarenakan tempat tersebut tidaklah semata-mata hanya
bergantung kepada aspek permukiman penduduk.
Penggambaran
tempat sentral yaitu dengan bentuk heksagonal atau bentuk segi enam.
Daerah yang
masuk dalam segienam ini
merupakan wilayah yang penduduknya terlayani oleh tempat yang sentral. Daerah
yang mendaptkan pengaruh dari tempats entral disebut sebagai daerah
komplementer.
Tempat
sentral terbagai menjadi tiga macam hirarki, yaitu hirarki 3 (K=3), hirarki 4 (K=4), dan hirarki 7 (K=7).
1.
HIRARKI 3
Pada
Hirarki 3, pusat pelayanan
berupa pasar. Pasar tersebut selalu
menyediakan kebutuhan bagi daerah sekitarnya, sering disebut kasus
pasar optimal. Selain
mempengaruhi wilayahnya sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian
dari masing-masing wilayah tetangganya.
Hirarki 3
disebut juga sebagai asas
pasar. Ini berarti bahwa lokasi tempat-tempat sentral harus harus
sesedikit mungkin dan semua
daerah harus dilengkapi dengan barang-barang yang diperlukan.
2.
HIRARKI 4
Wilayah yang
termasuk ke dalam hirarki 4
dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur lalu lintas
yang paling efisien. Oleh karena itu, Tempat sentral hirarki 4 disebut pula situasi lalu
lintas yang optimum. Situasi
lalu lintas yang optimum pada hirarki 4 memiliki pengaruh setengah
bagian di masing-masing wilayah tetangganya.
Struktur ini disebut Christaller
sebagai asas pengangkutan. Menurut asas ini, penyebaran tempat sentral yang paling menguntungkan yaitu terletak pada jalan yang
menghubungkan dua kota yang sebbaiknya berjarak pendek dan lurus.
3. HIRARKI 7
Wilayah pada
hirarki 7 ini disebut sebagai situasi administratif yang
optimum. Situasi
administratif tersebut dapat
berupa kota pusat pemerintahan.
Selain mempengaruhi wilayahnya
sendiri, juga mempengaruhi seluruh bagian (satu bagian) masing-masing wilayah
tetangganya. Pengaruh
tempat yang sentral dapat diukur berdasarkan hirarki tertentu, dan bergantung
pada luasan heksagonal yang dilingkupinya.
Menurut Christaller, daerah ini
sesuai dengan asas pemerintahan yaitu
asas yang lebih
ditekankan pada penyatuan dan perlindungan kelompok masyarakat yang terpisah
dari ancaman musuh.
Tempat sentral ideal menurut asas
pemerintahan adalah
a. kota besar yang berada di
tengah-tengah kota
b. dikelilingi oleh kota satelit
c. tak berpenghuni di pinggirnya