Don’t Judge The Book By It's Cover. Tentu kita sering mendengar kalimat tersebut kan? Seringkali, kalimat
ajakan muncul karena adanya kondisi yang diharapkan menuju ke arah ajakan. Dan
kalimat larangan muncul karena kondisi yang seringkali dilakukan oleh kebanyakan
orang, merupakan sebuah hal yang seharusnya dihindari. Salah satu contohnya
yaitu perilaku menyimpulkan dengan hanya mengamati penampilan luar saja. Padahal
penampilan bisa saja menipu. Penampilan acuh tak acuh, rupanya menyimak dengan
seksama. Penampilan urakan, rupanya orang alim. Penampilan menyebalkan, rupanya
sangat perhatian. Penampilan tak tahu apa-apa, padahal tahu banyak. Dan semua
itu berlaku sebaliknya.
Perbedaan antara yang ditampilkan dengan yang sebenarnya, bisa kita
lihat di diri murid yang satu ini. Seorang murid yang menempuh seluruh pendidikan
SD, SMP, dan SMA nya di al azhar 14 di bawah naungan yayasan BIMATAMA. Terkadang
dia menunjukkan sikap sok cueknya, padahal sebenarnya dia tidak seperti itu. Terkadang
dia menampilkan sikap acuh tak acuh, padahal sebenarnya dia tidak begitu.
Seperti kejadian di suatu pagi, ketika saya menjadi guru piket, dia datang
ke sekolah dengan wajah sok coolnya pura-pura cuek saja. Bahkan ketika saya
mengucapkan salam, dia tak menjawab dengan lantang. Bahkan terkesan jika dia pura-pura
tidak mendengar. Kemudian, saya pun mengucapkan salam kembali. Dia tetap saja
diam. Saya mengucapkan salam kembali untuk ketiga kalinya. Murid tersebut tetap
saja pura-pura tidak mendengar. Setelah ucapan salam ketiga saya itu, tiba-tiba
murid tersebut tidak sengaja terjatuh. Sontak, kita berdua tertawa. Meskipun
tertawa kita memilki makna yang berbeda-beda. Dia tertawa malu, saya tertawa
bercanda.
Murid ini juga merupakan murid yang ketika ditanya oleh pengawas YPI,
dia menjawab dengan lantang, “Mujahid!”. Jika kalian disana saat dia
mengatakannya, tentu akan ikut tersenyum dan tepuk tangan. Karena mungkin, jika
kitatak mengenalnya dekat, melihat dari penampilannya, tak mencerminkan bahwa
dia merupakan seorang anak yang bercita-cita mujahid.
Sayangnya, di akhir masa sekolahnya, dia harus lebih bekerja keras
karena dia memilih jurusan perkuliahan yang berbeda dengan jurusan di SMA. Itu
semua karena ketidak pahaman dia bahwa jurusan yang diinginkan, bukanlah
jurusan IPA, akan tetapi jurusan IPS. Semoga kerja kerasnya dia, dirahmati sama
Allah sehingga dia bisa masuk jurusan yang diinginkan. Bukankah selama ini dia
sudah bisa membuktikan bahwa meskipun dia anak IPA, dia bisa mendapatkan
kejuaraan di jurusan IPS? Don’t judge the book from the cover. Covernya boleh
saja anak IPA. Tapi dalamnya, menguasai pelajaran IPS.
Nah, kalian tentu sudah mengerti murid yang saya maksud kan ya?
Yes. Dia adalaaaaahhhhhhhhhh…. “klik disini”
Catatan tambahan:
Meskipun kita tidak men”judge”sesuatu/ seseorangdari cover, tapi
memperbaiki penampilan juga tidak ada salahnya. Malah lebih baik. Iya kan?