Friday, May 11, 2018

DON’T JUDGE THE BOOK BY IT'S COVER



Don’t Judge The Book By It's Cover. Tentu kita sering mendengar kalimat tersebut kan? Seringkali, kalimat ajakan muncul karena adanya kondisi yang diharapkan menuju ke arah ajakan. Dan kalimat larangan muncul karena kondisi yang seringkali dilakukan oleh kebanyakan orang, merupakan sebuah hal yang seharusnya dihindari. Salah satu contohnya yaitu perilaku menyimpulkan dengan hanya mengamati penampilan luar saja. Padahal penampilan bisa saja menipu. Penampilan acuh tak acuh, rupanya menyimak dengan seksama. Penampilan urakan, rupanya orang alim. Penampilan menyebalkan, rupanya sangat perhatian. Penampilan tak tahu apa-apa, padahal tahu banyak. Dan semua itu berlaku sebaliknya.

Perbedaan antara yang ditampilkan dengan yang sebenarnya, bisa kita lihat di diri murid yang satu ini.  Seorang murid yang menempuh seluruh pendidikan SD, SMP, dan SMA nya di al azhar 14 di bawah naungan yayasan BIMATAMA. Terkadang dia menunjukkan sikap sok cueknya, padahal sebenarnya dia tidak seperti itu. Terkadang dia menampilkan sikap acuh tak acuh, padahal sebenarnya dia tidak begitu.

Seperti kejadian di suatu pagi, ketika saya menjadi guru piket, dia datang ke sekolah dengan wajah sok coolnya pura-pura cuek saja. Bahkan ketika saya mengucapkan salam, dia tak menjawab dengan lantang. Bahkan terkesan jika dia pura-pura tidak mendengar. Kemudian, saya pun mengucapkan salam kembali. Dia tetap saja diam. Saya mengucapkan salam kembali untuk ketiga kalinya. Murid tersebut tetap saja pura-pura tidak mendengar. Setelah ucapan salam ketiga saya itu, tiba-tiba murid tersebut tidak sengaja terjatuh. Sontak, kita berdua tertawa. Meskipun tertawa kita memilki makna yang berbeda-beda. Dia tertawa malu, saya tertawa bercanda.

Murid ini juga merupakan murid yang ketika ditanya oleh pengawas YPI, dia menjawab dengan lantang, “Mujahid!”. Jika kalian disana saat dia mengatakannya, tentu akan ikut tersenyum dan tepuk tangan. Karena mungkin, jika kitatak mengenalnya dekat, melihat dari penampilannya, tak mencerminkan bahwa dia merupakan seorang anak yang bercita-cita mujahid.

Sayangnya, di akhir masa sekolahnya, dia harus lebih bekerja keras karena dia memilih jurusan perkuliahan yang berbeda dengan jurusan di SMA. Itu semua karena ketidak pahaman dia bahwa jurusan yang diinginkan, bukanlah jurusan IPA, akan tetapi jurusan IPS. Semoga kerja kerasnya dia, dirahmati sama Allah sehingga dia bisa masuk jurusan yang diinginkan. Bukankah selama ini dia sudah bisa membuktikan bahwa meskipun dia anak IPA, dia bisa mendapatkan kejuaraan di jurusan IPS? Don’t judge the book from the cover. Covernya boleh saja anak IPA. Tapi dalamnya, menguasai pelajaran IPS.

Nah, kalian tentu sudah mengerti murid yang saya maksud kan ya?

Yes. Dia adalaaaaahhhhhhhhhh…. “klik disini”

Catatan tambahan:
Meskipun kita tidak men”judge”sesuatu/ seseorangdari cover, tapi memperbaiki penampilan juga tidak ada salahnya. Malah lebih baik. Iya kan?